Antara Raket dan Hati: Jatuh Cinta pada Tenis
slug
antara-raket-dan-hati
date
Sep 7, 2024
status
Published
tags
Tennis
summary
Aku masih ingat momen pertama kali menggenggam raket. Beratnya terasa berbeda, seperti ada sesuatu yang menantang di setiap ayunan, dan saat itu aku belum menyadari, sebuah kisah cinta baru saja dimulai.
type
Post
(Maret, 2024) Sore itu ketika akan pulang dari tempat kerja tiba tiba ada ajakan untuk bermain olahraga yang dulunya aku anggap aneh dikarenakan permainan itu seperti membosankan.
👨🏻 : Fawwaz ayo besok kita main Tennis di Lapangan GKB ya.
🧑🏻🦰 : Waduh mas aku gk pernah main Tennis sama sekali, dan gk punya raket juga
👨🏻 : Udah main aja, nanti kita pinjami raket. Daripada tiap malem bengong di rumah.
🧑🏻🦰 : Oh iya juga ya, hahaha oke mas. Besok aku ikut
— Besoknya ketika saya melihat teman teman sudah bermain di lapangan saya coba mengamati gaya permain mereka dan sepertinya banyak yang sudah bisa main dari Cak Dedi, Mbak Dhira, Mas Bowo, dan teman teman yang lain sepertinya banyak yang mulai belajar tidak ada sama sekali basic tennis hanya bagaimana mereka bermain bola tidak out dan tidak terkena net.
Permainan pertama dimulai. Aku masih ingat momen pertama kali menggenggam raket. Beratnya terasa berbeda, seperti ada sesuatu yang menantang di setiap ayunan, dan saat itu aku belum menyadari, sebuah kisah cinta baru saja dimulai. Saat pertama kali bola melayang ke arahku, segalanya terasa lambat. Ayunan raket yang awalnya penuh keraguan akhirnya menghantam bola, dan suara denting itu—momen kecil yang menggema di hati, seolah berbisik bahwa ini adalah awal dari sesuatu yang lebih besar.
Tidak ada yang mudah di awal. Setiap serve yang meleset, bola yang keluar lapangan, dan gerakan kaki yang salah terasa seperti pengingat bahwa perjalanan ini penuh tantangan. Tapi, ada keindahan di dalamnya—setiap kesalahan membawa pelajaran, dan dengan setiap perbaikan, cintaku pada tenis semakin dalam. Saat pukulan backhandku akhirnya berhasil untuk pertama kali, ada kebahagiaan yang sulit digambarkan. Itu bukan sekadar tentang menang atau kalah, melainkan tentang perasaan bahwa aku dan tenis telah menemukan irama yang sama.
Tenis bukan lagi sekadar permainan. Setiap langkah di lapangan, setiap ayunan raket, adalah waktu untuk diriku sendiri—tempat di mana aku belajar mengendalikan diri, fokus, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana. Jatuh cinta pada tenis adalah menemukan bagian dari diri yang mungkin belum pernah aku kenali sebelumnya.
Kalau diliat dari foto diatas memang sudah punya sepatu dan raket sih tapi ya gitu main kayak gaya badminton hahaha dan itu sering out pula, kacau emang wkwkwk. meskipun begitu masih tetap seru guyonan main satu sama lain. Terima kasih bapak ibu, mas mbak udah ngajakin main Tennis sampai sekarang yang udah jalan sekitar 4-5 bulan.
Menurutku: Tenis mengajarkan aku tentang kesabaran, kegigihan, dan menemukan ritme dalam setiap langkah. Jatuh cinta pada olahraga ini adalah lebih dari sekadar mencetak poin—ini tentang menemukan kedamaian di tengah tantangan, dan merasakan kebebasan di setiap ayunan raket. Antara raket dan hati, aku menemukan sesuatu yang tak pernah kusangka. Cinta yang terus tumbuh, satu serve dalam satu waktu