Keluarga dalam Seragam Kerja
slug
hiruk-pikuk-dunia-kerja
date
Jun 25, 2025
status
Published
tags
Diary
summary
type
Post
Di tengah hiruk pikuk dunia kerja yang kadang membuat kepala ingin meledak, ada satu hal yang selalu membuatku bersyukur: aku diterima dengan hangat di keluarga kecil ini: keluarga Management Information System (MIS) team.
Bisa dibilang, di sinilah aku menemukan kembali definisi “rumah” dalam dunia kerja. Bukan sekadar tempat mencari gaji tiap bulan, tapi tempat di mana aku tumbuh, belajar, dan merasa dihargai. Tempat di mana canda tawa adalah bagian dari rutinitas, dan kerja keras adalah bentuk kasih sayang antar tim.
Perjalanan Baru
Setelah perjalanan yang cukup berkesan bersama tim Pak Fatra dan Refi, aku akhirnya berlabuh di tim MIS ini. Di sini, aku bertemu dengan orang-orang luar biasa: Pak Albi yang jadi role model sebagai bersikap leader, Mbak Sakina yang telaten banget dalam detail kerjaan, Bang Putra si pekerja keras , Sam Hendra si multitalenta dan logika sistem yang kuat, dan Mas Advent yang selalu punya cara kreatif untuk memecahkan masalah.
Setiap hari kita bahu membahu menyelesaikan pekerjaan yang sudah kita rencanakan. Tapi ya, kadang juga datang pekerjaan dadakan yang bikin jantung rasanya mau copot. Bukan capek di fisik, tapi lebih ke mental karena harus buru-buru menyelesaikan hal yang sebelumnya belum masuk dalam jadwal. Tapi balik lagi, kerja tim itu bukan soal siapa yang hebat, tapi siapa yang tahan bareng-bareng ketika semua mendadak kacau.
Tumbuh Bersama, Belum Berbuah Tapi Sudah Berakar
Kita ini seperti tanaman. Awalnya dari tanah yang kering dan tandus. Belum banyak yang mengenal atau bahkan melihat potensi. Tapi sedikit demi sedikit, batangnya mulai tumbuh. Cabang dan daun-daun kecil mulai muncul. Memang belum ada buahnya, tapi pondasinya sudah mulai kuat.
Bukan berarti kerjaan kami mulus-mulus aja. Sering juga ada miskomunikasi, revisi mendadak, sistem yang tiba-tiba crash, dan laporan yang deadline-nya kayak lomba lari. Tapi karena semua dijalani bareng-bareng, semua terasa lebih ringan. Apalagi kalau sudah masuk sesi ngopi, makan siang bareng, atau sekadar becandaan receh yang nyelip di sela diskusi offline.
Di sinilah aku merasa hidup.
Tentang Masa Depan
Jujur aja, aku enggak tahu akan berapa lama aku bertahan di sini. Mungkin sampai pensiun, mungkin juga hanya 5-10 tahun. Yang aku tahu sekarang, aku ingin melakukan yang terbaik selama aku diberi kesempatan untuk berada di tempat ini.
Tugas yang datang, akan aku jalani dengan niat belajar dan berkembang. Bukan untuk terlihat paling hebat, tapi agar suatu saat nanti ketika aku berpindah tempat entah itu ke bidang lain atau kota lain aku bisa membawa bekal yang cukup dari pengalaman ini.
Aku ingin mengucapkan terima kasih khususnya untuk Pak Jimmy dan Pak Albi yang telah menerima saya notabene freshgraduate tidak memiliki pengalaman dibidang sebelumnya namun dengan kepercayaan bapak-bapak aku bisa fight di titik sekarang. Di saat aku masuk kerja sebagai fresh graduate tanpa pengalaman di bidang ini, kalian memberikan kepercayaan penuh. Aku bisa bertumbuh karena kepercayaan itu. Itu hal yang enggak akan aku lupa seumur hidup.
Maaf dan Terima Kasih
Sebagai seorang yang dipercaya menjadi supervisor kecil-kecilan, aku sadar betul kalau kadang mulut ini terlalu tajam atau ceplas-ceplos. Kalau aku pernah menyinggung atau terlalu keras pada Mbak Sakina, Bang Putra, Sam Hendra, atau Mas Advent, aku minta maaf sebesar-besarnya. Kita semua sedang sama-sama belajar, dan aku ingin kita tumbuh bareng-bareng.
Blog ini mungkin terlihat sederhana, tapi ini adalah catatan hati. Tentang bagaimana sebuah tim bisa menjadi rumah. Tentang bagaimana perjalanan karir bukan sekadar angka dan target, tapi tentang orang-orang yang membuat perjalanan itu bermakna.
Semoga suatu saat nanti, kalau aku baca tulisan ini lagi di masa depan, entah di kantor yang berbeda atau di rumah sendiri, aku bisa tersenyum. Tersenyum karena pernah punya cerita yang begitu hangat di tanah Gresik tercinta ini.
