Nanti Aja Tobatnya Pas Udah Tua
slug
nanti-aja-tobatnya-pas-udah-tua
date
Nov 6, 2024
status
Published
tags
Diary
summary
type
Post
Kadang kita berpikir, "Tobat nanti aja pas udah tua." Rasanya, selagi masih muda dan sehat, waktu untuk berubah masih panjang. Kita seolah yakin punya kendali penuh atas “nanti.” Namun, kita lupa bahwa yang pasti hanyalah detik ini; masa depan sepenuhnya ada di tangan Tuhan.
Masa lalu mungkin memang meninggalkan banyak jejak dan cerita. Kita belajar, menyesal, kadang bangga, tapi semua itu sudah berlalu dan tak bisa diulang. Masa depan, sebaliknya, masih misteri. Kita mungkin punya rencana dan impian, tapi tak satu pun dari kita bisa memastikan apa yang benar-benar akan terjadi esok hari. Yang kita miliki hanyalah sekarang—detik ini, saat ini. Itulah satu-satunya waktu yang benar-benar menjadi milik kita.
Sering kali, kita merasa sok berkuasa atas waktu, seolah-olah bisa mengatur kapan ingin berubah. Padahal, hidup adalah anugerah yang bisa diambil kapan saja tanpa peringatan. Menunda tobat hanya karena merasa masih ada waktu adalah bentuk kelalaian kita sebagai manusia. "Nanti" bukanlah kepastian, dan masa depan bukan jaminan.
Maka, mengapa kita harus menunggu untuk menjadi lebih baik? Kenapa harus menunda-nunda sesuatu yang pada dasarnya adalah untuk kebaikan diri sendiri? Mengambil langkah sekarang—untuk berubah, untuk lebih dekat dengan Tuhan—adalah bentuk kesadaran bahwa hidup ini singkat dan tak selalu pasti. Tuhan membuka pintu tobat setiap saat, tapi belum tentu kita diberi kesempatan untuk mengetuknya "nanti."
Jangan sia-siakan detik ini untuk menunda sesuatu yang benar. Karena yang kita punya hanyalah sekarang, dan setiap detik yang kita lewati adalah anugerah.