You Can’t Control the Winds, But You Can Adjust Your Sails: Refleksi dari Lapangan Tenis
slug
refreleksi-dari-lapangan-tenis
date
Oct 5, 2024
status
Published
tags
Diary
Tennis
summary
Pertandingan pertama saya mungkin tidak sesuai ekspektasi, tapi ini bukan akhir dari segalanya.
type
Post
Minggu ini, saya mengalami perasaan campur aduk di lapangan tenis. Emosi saya memuncak ketika harus bermain bersama partner sparring yang, jujur saja, belum terlalu menguasai permainan. Kami satu tim, namun hasil pertandingan berakhir dengan kekalahan yang membuat saya kesal. Tidak ada kemarahan yang saya tunjukkan kepadanya; saya tetap menyemangati, tetapi di dalam hati, rasa kecewa itu sulit diabaikan.
Pertanyaannya yang terus berputar di kepala saya adalah: mengapa tidak ada sistem filter sebelum pertandingan dimulai? Saya sudah berjuang keras, berlatih 4-5 kali seminggu demi mengejar target dan ekspektasi. Jadi, ketika pertandingan yang seharusnya jadi ajang pembuktian malah berakhir dengan kekalahan, akibat performa partner yang masih perlu banyak belajar, rasanya benar-benar mengecewakan.
Namun, ada satu hal yang membuat saya merenung: “You can’t control the winds, but you can adjust your sails.” Ungkapan ini seolah menjadi petunjuk bagi saya tentang bagaimana saya seharusnya bereaksi terhadap situasi yang tidak ideal.
Menghadapi Kekecewaan di Lapangan Tenis
Ini adalah pertandingan sparing pertama saya, dan saya punya ekspektasi tinggi. Namun, skor akhir 6-2 menyakitkan, bukan karena kalah, tapi karena saya merasa seharusnya bisa mengimbangi permainan meskipun partner saya tidak berada di level yang sama. Dalam benak saya, ada penyesalan: mengapa saya tidak bisa lebih tenang? Mengapa saya tidak bisa mengambil kendali permainan? Saya tahu kemampuan saya lebih dari sekadar angka di papan skor, tapi saat itu saya membiarkan kekecewaan menguasai pikiran saya.
Setelah pertandingan, seorang teman mengajak saya bermain lagi dua kali, tapi saya menolaknya. Rasa kecewa sudah terlalu dalam, dan mood saya benar-benar hancur. Ini adalah pertempuran mental yang berat. Di satu sisi, saya merasa seharusnya bisa terus mencoba dan bermain lebih baik di pertandingan berikutnya. Tapi di sisi lain, kekecewaan membuat saya kehilangan semangat untuk melanjutkan.
Ketika kita sudah bekerja keras, tak ada yang lebih mengecewakan daripada merasa hasilnya tidak sesuai dengan usaha yang kita keluarkan. Latihan yang konsisten, fokus pada progres, dan semangat untuk mencapai target sering kali membuat kita berharap hasil yang sesuai. Tetapi, seperti dalam hidup, tidak semua hal bisa kita kontrol di lapangan tenis. Ada faktor eksternal—seperti partner yang belum siap, aturan komunitas yang tidak sempurna, dan ketidakpastian pertandingan—yang berada di luar kendali kita.
Di sinilah saya menyadari pentingnya adjusting the sails. Mengeluh tentang partner atau sistem filter yang kurang ketat tidak akan mengubah hasil pertandingan. Yang bisa saya lakukan adalah mengubah cara saya bereaksi. Apakah saya akan membiarkan kekecewaan ini terus menggerogoti semangat saya, atau saya akan belajar dari pengalaman ini dan bangkit lebih kuat?
Hak untuk Bermain vs Harapan Kemenangan
Memang benar, setiap orang dalam komunitas tenis punya hak untuk bermain dan berpartisipasi. Sebagai bagian dari komunitas, saya harus memahami bahwa ini bukan hanya tentang saya atau kemenangan. Ini juga tentang memberi kesempatan kepada setiap anggota untuk belajar, termasuk partner yang saya anggap kurang siap. Tetapi di sisi lain, saya juga merasa bahwa ada harapan yang perlu dikelola—baik bagi diri saya sendiri maupun untuk komunitas. Adanya filter atau evaluasi sebelum pertandingan bisa membantu mengurangi frustrasi di masa depan.
Namun, sekali lagi, saya tidak bisa sepenuhnya mengendalikan keputusan sistem ini. Apa yang bisa saya kontrol adalah bagaimana saya menanggapi situasi ini. Apakah saya akan terus kecewa, atau saya bisa melihat ini sebagai latihan kesabaran dan kesempatan untuk menjadi pemain yang lebih tangguh—bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental?
Pelajaran dari Kekalahan
Kekalahan ini adalah pelajaran yang pahit, tetapi berharga. Saya belajar bahwa tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan rencana, bahkan setelah kerja keras yang konsisten. Terkadang, kita harus menghadapi faktor-faktor di luar kendali yang menantang ekspektasi kita. Yang terpenting adalah bagaimana kita bereaksi terhadap tantangan tersebut.
Apakah saya akan membiarkan satu pertandingan buruk mempengaruhi motivasi saya ke depan? Tidak. Saya akan terus berlatih, memperbaiki diri, dan memahami bahwa dalam setiap perjalanan, ada angin yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi saya bisa selalu menyesuaikan "layar" saya, menemukan cara untuk tetap bergerak maju, dan menggunakan setiap pengalaman, baik atau buruk, sebagai pelajaran berharga.
Kesimpulan
Pada akhirnya, perasaan kecewa dan kesal adalah hal yang wajar. Namun, mengingat quotes “You can’t control the winds, but you can adjust your sails. It’s not about what happens to you; it’s about how you react.” saya diingatkan bahwa meskipun saya tidak bisa mengubah situasi, saya bisa memilih bagaimana bereaksi terhadapnya. Setiap pertandingan, baik menang maupun kalah, adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar. Dan dalam perjalanan ini, saya akan terus belajar untuk menyesuaikan layar, menghadapi setiap tantangan dengan kesabaran dan keteguhan hati.
Pengalaman ini bukanlah akhir, melainkan batu loncatan untuk menjadi pemain yang lebih bijak dan lebih kuat—baik di lapangan tenis, maupun dalam hidup.