Siksaan Terberat: Ketika Hati Tak Lagi Merasakan Nikmatnya Bermunajat

slug
siksa-terberat-di-dunia
date
Oct 27, 2024
status
Published
tags
Diary
summary
type
Post
Setiap hari saya selalu memikirkan kata kata ini: Siksaan terberat di dunia adalah ketika kita tidak bisa merasakan senangnya atau asiknya bermunajat kepada Allah SWT. - Gus Baha
Ada banyak jenis ujian dan kesulitan di dunia, tetapi ada satu siksaan yang sangat halus dan tidak terlihat. Siksaan itu adalah ketika hati kita tidak bisa merasakan nikmatnya bermunajat kepada Allah SWT, ketika doa terasa hampa, dan ketika ibadah hanya sekadar rutinitas yang dilakukan tanpa getaran jiwa.
Mengapa ini bisa terjadi? Bisa jadi hati kita sedang jauh dari Allah, terselubung oleh kesibukan dunia, atau terikat oleh hal-hal yang membuat kita lalai dari mengingat-Nya. Ketika hati tidak lagi merasakan kedekatan dengan Allah, kita kehilangan rasa syukur, rasa tenang, dan rasa kehadiran dalam berdoa. Hubungan yang seharusnya menjadi sumber kekuatan malah menjadi aktivitas yang terasa hambar.
Padahal, bermunajat kepada Allah adalah waktu yang paling intim antara kita dan Sang Pencipta. Di situ kita bisa mencurahkan semua keresahan, memohon ampunan, dan memohon pertolongan dengan harapan bahwa hanya Allah yang bisa memberikan kedamaian dalam jiwa kita. Ketika hati kita sulit merasakan itu, maka kita sedang kehilangan kenikmatan terbesar dalam hidup ini.
Namun, ada cara untuk mengatasi hal ini. Pertama, coba periksa apa yang membuat hati kita terasa berat dan enggan bermunajat. Apakah ada dosa-dosa yang belum kita mohonkan ampunannya? Apakah kita terlalu sibuk dengan urusan dunia?
Kedua, mulailah dengan langkah kecil untuk memperbaiki kualitas ibadah. Mungkin dengan memperpanjang sujud dalam shalat, mencoba berdoa dengan bahasa hati, atau meluangkan waktu untuk merenungkan ayat-ayat Allah. Semakin kita melatih hati kita untuk fokus kepada-Nya, insyaAllah, perlahan hati kita akan kembali hidup dan merasa dekat kepada-Nya.
Bermunajat kepada Allah SWT adalah anugerah yang luar biasa. Ketika kita merasakan kenikmatan itu, hati akan merasa damai dan tenang. Dan, di sinilah kita menemukan kekuatan sejati untuk menghadapi segala tantangan hidup.

© Mochammad Fawwaz Islami 2024